Halaman

Minggu, 14 Oktober 2012

Manajemen Kas

Kas adalah seluruh uang tunai yang ada di tangan (cash on hand) dan dana yang disimpan di bank dalam berbagai bentuk deposito atau rekening koran. Masalah utama bagi manajemen kas adalah menyediakan kas yang memadai, tidak terlalu banyak tetapi tidak terlalu sedikit.


A.    Motif Memiliki Kas
Tiga motif mempertahankan kas menurut John Maynard Keynes :
1.      Motif transaksi (Transaction Motive)  yaitu agar supaya perusahaan dapat menjalankan kegiatan utamanya seperti pengadaan kebutuhan proses produksi dan kegiatan pemasaran.
2.      Motif berjaga-jaga (Speculative Motive) yaitu kebutuhan untuk mengatasi fluktuasi keperluan dana yang diluar dugaan. Motif ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu (1) tingkat ketepatan dalam meramalkan aliran kas masuk dank as keluar, (2) kemampuan perusahaan untuk meminjam dalam jangka pendek.
3.      Motif spekulasi (Precautionary Motive) yaitu kebutuhan dana untuk memperoleh profit yang lebih besar dengan menginvestasikan kas atau membeli  surat berharga.

B.     Risiko dan Tingkat Keuntungan
Keuntungan memiliki kas cukup :
1.      Memperoleh bunga dari investasi pada surat berharga.
2.      Menurunkan harga beli input / memberikan kemungkinan potongan penjualan.
3.      Memperoleh kesempatan pembelian yang lebih baik.
4.      Memperoleh rangking yang lebih baik.
5.      Mempengaruhi current ratio dan acid test ratio.
Risiko perusahaan dengan mempertahankan kas yang kecil yaitu terganggunya kegiatan sehari-hari. Jika perusahaan mengalami kesulitan kas masuk maka pembayaran utang jangka pendek akan terganggu. Karena itu diperlukan kas yang cukup dan secara aktif perusahaan harus mempertahankan portofolio surat berharga untuk menjaga likuiditas prusahaan.
Cara untuk mempertahankan uang kas (cash on hand) lebih lama lagi yaitu dengan menggunakan draft atau memanfaatkan float. Float memungkinkan perusahaan menuliskan cek yang secara keseluruhan jumlahnya lebih besar dari saldo kas (giro) yang dicatat oleh perusahaan. Misalnya : (1) kita mambayar dengan cek sebesar Rp 100 juta pada 13 Oktober 2012. Sebelum kita membayar dan menulis cek tersebut, saldo rekening giro kita di bank misalnya Rp 300 juta. Dengan demikian setelah pembayaran tersebut kita mencatat bahwa saldo kita tinggal Rp 200 juta. Tetapi bank kita belum mengurangkan jumlah tersebut sampai cek tersebut dikliringkan. Dengan demikian bank masih mencatat saldo kita Rp 300 juta. Selisihnya ini disebut float. (2) kita menerima pembayaran dalam bentuk cek sebesar Rp 50 juta. Kita setorkan ke bank, dan kita catat saldo giro di bank tersebut bertambah Rp 50 juta. Meskipun demikian bank baru menambah saldo kita kalau cek tersebut telah dikliringkan (karena cek tersebut bukan tempat kita menjadi nasabah). Kalau digabungkan dengan contoh 1, maka kita mempunyai float positif Rp 100 juta dan float negative Rp 50 juta. Dengan demikian net float kita menjadi Rp 50 juta.

C.    Anggaran (Budget) Kas
Anggaran kas atau taksiran kas adalah laporan arus masuk & arus keluar kas yang direncanakan perusahaan. Anggaran kas dirancang meliputi periode 1 tahun, dibagi ke dalam interval waktu yang lebih kecil (biasanya berbasis bulanan). Tujuan anggaran kas yaitu :
1.      Pengendalian kas perusahaan.
2.      Menentukan posisi kas.
3.      Memperkirakan terjadinya deficit/surplus.
4.      Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka panjang dan jangka pendek.
5.      Dasar kebijakan pemberian kredit.
6.      Dasar otoritas dana anggaran yang disediakan.
7.      Dasar penilaian terhadap realisasi.
Langkah menyusun anggaran kas :
1.      Menyusun anggaran penagihan piutang.
2.      Menyusun anggaran penerimaan kas.
3.      Menyusun anggaran pengeluaran kas
4.      Menyusun anggaran yang sifatnya sementara.
5.      Memperkirakan pembayaran bunga.
6.      Menyusun anggaran kas akhir.

D.    Aliran Kas Dalam Perusahaan
Kas selalu dibutuhkan perusahaan dalam menjalan kan usahanya (membiayai operasi, invstasi baru). Pengeluaran kas  bersifat kontinyu seperti: pembelian bahan, pembayaran gaji dan upah. Pengeluaran kas bersifat intermittent misalnya: pembayaran bunga, deviden, pajak penghasilan, dll. Aliran kas masuk juga ada yang bersifat konti nyu seperti: kas hasil penjualan tunai, penagi han piutang. Sedangkan yang intermittent seperti: tambahan modal, penjualan surat berharga, penerimaan kredit Bank, dll.
Semakin besar aliran kas setiap hari, semakin baik jika dibuat anggaran kas harian dan sebaliknya. Sistem pembayaran transaksi juga bisa dilakukan mingguan atau bulanan.


E.     Manajemen Pengumpulan Dana
Ide mendasar dari pengumpulan dana yaitu ;
1.      Mengurangi tenggang waktu antara saat penerimaan pembayaran oleh pelanggan dan penerimaan cek oleh perusahaan.
2.      Mempercepat pengumpulan dan usaha memperlambat pengeluaran.
3.      Waktu yang diperlukan di dalam perusahaan sendiri untuk memproses pembayaran dan waktu yang diperlukan untuk mengklasifikasi pembayaran.
Metode yang dipergunakan untuk mempercepat pengumpulan dana yaitu :
1.      Mempercepat pengiriman pembayaran dari langganan kepada perusahaan.
2.      Mengurangi waktu selama penerimaan pembayaran dengan memperhatikan dana yang tidak dikumpulkan.
3.      Mempercepat perpindahan dana untuk pengeluaran bank.

1.      Transfering Funds
Untuk mempercepat perpindahan dana antarbank dengan :
1.      Wire transfer.
2.      Depository transfer cek.
3.      Elektronik transfer cek (EFC)
Pembayaran transaksi melalui cek atau bank seringkali saldo kas yang tampak dalam pembukuan perusahaan dan pembukuan bank tidak sama, hal ini disebabkan :
1.      Mail float, yaitu tenggang waktu antara konsumen mengirimkan cek melalui mail box sampai dengan perusahaan menerima cek dan mulai memproses cek tersebut.
2.      Processing float, yaitu jangka waktu yang diperlukan untuk memproses cek tersebut dari perusahaan ke bank.
3.      Transit float, yaitu waktu yang diperlukan untuk melakukan transfer atau clearing melalui sistem perbankan hingga perusahaan menerima pembayaran.
Untuk mempercepat transfer dana tersedia SWIFT (Society Worldwide Funds Transfer) dan CHIPS (Clearing House Interbank Payment System).

Sistem pembayaran melalui transfer dan tiga jenis float


 



























2.      Concentration Banking
Pusat pengumpulan dana dimaksudkan untuk memperpendek periode (interval waktu) antara pembayaran oleh pelanggan dengan saat perusahaan menggunakan dana itu. Cek dikeluarkan dan di depositokan pada daerah yang sama, akan mengurangi waktu untuk cliring, dan float  akan turun. Pendirian pusat-pusat pengumpulan harus mempertimbangkan tambahan biaya dan tambahan penghematan yang diperoleh.
Sistem pengumpulan desentralisasi :

Pelanggan         Surat         Kotak Surat        Pusat Pengumpulan        Pusat Bank

3.      Lock Box System
Tujuan lox-box system untuk menghilangkan tenggang waktu antara penerimaan pembayaran oleh perusahaan dan pendepositoan ke bank. Kelebihannya yaitu cek yang telah diterima akan didepositokan secepat  mungkin dan segera dimasukkan dalam rekening perusahaan. Kelemahannya yaitu adanya tambahan biaya unuk melakukan pengecekkan di bank. Untuk mendukung system ini banyak bank menggunakan Electronic Transfer Mechine (ETM), sehingga interval waktu saat penulisan cek dengan saat penggunaan dana oleh perusahaan dapat diperkecil.
Monitoring atas aliran kas dengan system ini akan memerlukan : (1) manajer kas harus secara periodik memeriksa laporan transfer, (2) manajer kas harus memperhatikan laporan bank untuk menghindari distorsi/penyimpangan, (3) system komunikasi yang cepat harus dikembangkan untuk memonitor ketersediaan dana, (4) suatu proses pembukuan tidak boleh terganggu dengan penyebaran kas yang cepat.
Jika biaya yang harus dikeluarkan lebih kecil daripada pendapatan marginalnya maka sebaiknya perusahaan menggunakan lock-box system, dan jika sebaliknya maka gunakan sistem pengumpulan desentralisasi.

Langganan         Kotak Pos         Regional lock-box bank          Pusat Bank

4.      Electronic Funds Transfer (EFT)
EFT adalah suatu system yang menggunakan jaringan kerja antarbank dengan bantuan computer untuk mengurangi jam kerja dan interval saat penulisan cek dan pengguna dana. EFT dan kartu kredit (credit card) memungkinkan seseorang untuk memeperoleh uang tunai, memindahkan dana dari satu rekening ke rekening lain, membayar transaksi, dll selama 24 jam. EFT memungkinkan membayar gaji dengan cepat, yang langsung memasukkan ke dalam rekening karyawan bank. Bagi perusahaan, EFT mengurangi waktu pengumpulan dana dan meningkatkan efisien manajemen kas, serta mengurangi biaya pelayanan.

F.     Menentukan Kas yang Optimal
Kas yang optimal tergantung atas trade-off antara tingkat bunga dengan biaya transaksi. Apabila diperkirakan perusahaan kelebihan kas, maka akan segera diinvestasikan dalam bentuk surat berharga sepanjang tidak mempersulit perusahaan untuk melakukan pembayaran. Jika tidak ada biaya transaksi dan surat berharga dapat diubah menjadi kas seketika, maka perusahaan sebenarnya tidak memerlukan kas.

G.    Model-model Manajemen Kas
1.      Model Persediaan
Baumol (1952) mengidentifikasikan bahwa kebutuhan akan kas dalam suatu perusahaan mirip dengan pemakaian persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo kas yang tinggi, perusahaan akan mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi lain yang lebih menguntungkan. Apabila saldo kas terlalu rendah, kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan likuiditas akan semakin besar.
Manajemen kas pada prinsipnya sama dengan manajemen persediaan. Basic stock diperlukan untuk menjaga keseimbangan arus kas masuk dan arus kas keluar. Safety stock dimaksudkan untuk menghadapi kebutuhan yang tidak terduga. Anticipation stock diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan masa dating. Untuk menetukan kas yang optimal adalah dengan metode economical order quantity (EOQ). EOQ adalah pengadaan paling optimal secara periodic dengan biaya yang paling rendah. Asumsi dalam model ini adalah bahwa perusahaan memiliki permintaan kas yang relatif konstan setiap periode.

Model EOQ :  b (T/Q) + i(c/2)

b = biaya tetap transaksi
T = total permintaan kas
i = tingkat bunga
T/C = banyaknya transaksi
C/2 = rata-rata kas

Semakin besar C, maka akan rata-rata kas juga besar, berarti investasi surat berharga menjadi kecil yang akhirnya pendapatan dari surat berharga menjadi semakin kecil.

C =
Contoh : Kebutuhan kas selama satu periode Rp 8.000.000,00. Biaya tetap setiap transaksi Rp 400,00 dan tingkat bungan yang berlaku 15%. Berapa besar kas optimal?
Jawab :
C =  = 206.556
Maka dengan demikian transaksi optimal Rp 206.556,00.
Rata-rata kas =  = = 103.278
Frekuensi transaksi =  = 38 kali


2.      Model Stokhastik
Model Miller-Orr cocok untuk kondisi dimana pengeluaran kas berfluktuasi dari waktu ke waktu secara random. Pada dasarnya menentukan batas atas dan batas bawah fluktuasi kas. Apabila jumlah kas menapai batas atas, maka perusahaan membeli surat berharga untuk menurunkan kas. Apabila mencapai batas bawah maka perusahaan menjual surat berharga untuk menambah kas. Asumsi bahwa biaya tetap diketahui dan biaya tetap untuk menjual surat berharga adalah sama dengan biaya tetap untuk membeli.

z =

b = biaya tetap untuk transaksi surat berharga
 = variance kas masuk bersih setiap hari

Contoh : Biaya tetap setiap transaksi b sebesar Rp 500,00.  sebesar Rp 1.000,00 dan bunga i sebesar 18% (1 tahun = 360 hari). Berapa nilai z?
Jawab :
z =  = 908,56


































Daftar Pustaka

Sartono, R.A.1994.Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi.BPFE-Yogyakarta:Yogyakarta

Sartono, R.A.1997.Ringkasan Teori Manajemen Keuangan Soal dan Penyelesaiannya.BPFE-Yogyakarat:Yogyakarta

Pudjiastuti, E., dan Husnan,S.1994.Dasar-dasar Manajemen Keuangan.UPP-AMP YKPN:Yogyakarta





















MANAJEMEN KAS















 












                                                                                    







Dosen :
Nugraheni Rintasari, SE, MSc.

Kelompok 4 :
1.    Yuningsih               (11012014)
2.     

Universitas Ahmad Dahlan

Manajemen Kas

Kas adalah seluruh uang tunai yang ada di tangan (cash on hand) dan dana yang disimpan di bank dalam berbagai bentuk deposito atau rekening koran. Masalah utama bagi manajemen kas adalah menyediakan kas yang memadai, tidak terlalu banyak tetapi tidak terlalu sedikit.

A.    Motif Memiliki Kas
Tiga motif mempertahankan kas menurut John Maynard Keynes :
1.      Motif transaksi (Transaction Motive)  yaitu agar supaya perusahaan dapat menjalankan kegiatan utamanya seperti pengadaan kebutuhan proses produksi dan kegiatan pemasaran.
2.      Motif berjaga-jaga (Speculative Motive) yaitu kebutuhan untuk mengatasi fluktuasi keperluan dana yang diluar dugaan. Motif ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu (1) tingkat ketepatan dalam meramalkan aliran kas masuk dank as keluar, (2) kemampuan perusahaan untuk meminjam dalam jangka pendek.
3.      Motif spekulasi (Precautionary Motive) yaitu kebutuhan dana untuk memperoleh profit yang lebih besar dengan menginvestasikan kas atau membeli  surat berharga.

B.     Risiko dan Tingkat Keuntungan
Keuntungan memiliki kas cukup :
1.      Memperoleh bunga dari investasi pada surat berharga.
2.      Menurunkan harga beli input / memberikan kemungkinan potongan penjualan.
3.      Memperoleh kesempatan pembelian yang lebih baik.
4.      Memperoleh rangking yang lebih baik.
5.      Mempengaruhi current ratio dan acid test ratio.
Risiko perusahaan dengan mempertahankan kas yang kecil yaitu terganggunya kegiatan sehari-hari. Jika perusahaan mengalami kesulitan kas masuk maka pembayaran utang jangka pendek akan terganggu. Karena itu diperlukan kas yang cukup dan secara aktif perusahaan harus mempertahankan portofolio surat berharga untuk menjaga likuiditas prusahaan.
Cara untuk mempertahankan uang kas (cash on hand) lebih lama lagi yaitu dengan menggunakan draft atau memanfaatkan float. Float memungkinkan perusahaan menuliskan cek yang secara keseluruhan jumlahnya lebih besar dari saldo kas (giro) yang dicatat oleh perusahaan. Misalnya : (1) kita mambayar dengan cek sebesar Rp 100 juta pada 13 Oktober 2012. Sebelum kita membayar dan menulis cek tersebut, saldo rekening giro kita di bank misalnya Rp 300 juta. Dengan demikian setelah pembayaran tersebut kita mencatat bahwa saldo kita tinggal Rp 200 juta. Tetapi bank kita belum mengurangkan jumlah tersebut sampai cek tersebut dikliringkan. Dengan demikian bank masih mencatat saldo kita Rp 300 juta. Selisihnya ini disebut float. (2) kita menerima pembayaran dalam bentuk cek sebesar Rp 50 juta. Kita setorkan ke bank, dan kita catat saldo giro di bank tersebut bertambah Rp 50 juta. Meskipun demikian bank baru menambah saldo kita kalau cek tersebut telah dikliringkan (karena cek tersebut bukan tempat kita menjadi nasabah). Kalau digabungkan dengan contoh 1, maka kita mempunyai float positif Rp 100 juta dan float negative Rp 50 juta. Dengan demikian net float kita menjadi Rp 50 juta.

C.    Anggaran (Budget) Kas
Anggaran kas atau taksiran kas adalah laporan arus masuk & arus keluar kas yang direncanakan perusahaan. Anggaran kas dirancang meliputi periode 1 tahun, dibagi ke dalam interval waktu yang lebih kecil (biasanya berbasis bulanan). Tujuan anggaran kas yaitu :
1.      Pengendalian kas perusahaan.
2.      Menentukan posisi kas.
3.      Memperkirakan terjadinya deficit/surplus.
4.      Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka panjang dan jangka pendek.
5.      Dasar kebijakan pemberian kredit.
6.      Dasar otoritas dana anggaran yang disediakan.
7.      Dasar penilaian terhadap realisasi.
Langkah menyusun anggaran kas :
1.      Menyusun anggaran penagihan piutang.
2.      Menyusun anggaran penerimaan kas.
3.      Menyusun anggaran pengeluaran kas
4.      Menyusun anggaran yang sifatnya sementara.
5.      Memperkirakan pembayaran bunga.
6.      Menyusun anggaran kas akhir.

D.    Aliran Kas Dalam Perusahaan
Kas selalu dibutuhkan perusahaan dalam menjalan kan usahanya (membiayai operasi, invstasi baru). Pengeluaran kas  bersifat kontinyu seperti: pembelian bahan, pembayaran gaji dan upah. Pengeluaran kas bersifat intermittent misalnya: pembayaran bunga, deviden, pajak penghasilan, dll. Aliran kas masuk juga ada yang bersifat konti nyu seperti: kas hasil penjualan tunai, penagi han piutang. Sedangkan yang intermittent seperti: tambahan modal, penjualan surat berharga, penerimaan kredit Bank, dll.
Semakin besar aliran kas setiap hari, semakin baik jika dibuat anggaran kas harian dan sebaliknya. Sistem pembayaran transaksi juga bisa dilakukan mingguan atau bulanan.


E.     Manajemen Pengumpulan Dana
Ide mendasar dari pengumpulan dana yaitu ;
1.      Mengurangi tenggang waktu antara saat penerimaan pembayaran oleh pelanggan dan penerimaan cek oleh perusahaan.
2.      Mempercepat pengumpulan dan usaha memperlambat pengeluaran.
3.      Waktu yang diperlukan di dalam perusahaan sendiri untuk memproses pembayaran dan waktu yang diperlukan untuk mengklasifikasi pembayaran.
Metode yang dipergunakan untuk mempercepat pengumpulan dana yaitu :
1.      Mempercepat pengiriman pembayaran dari langganan kepada perusahaan.
2.      Mengurangi waktu selama penerimaan pembayaran dengan memperhatikan dana yang tidak dikumpulkan.
3.      Mempercepat perpindahan dana untuk pengeluaran bank.

1.      Transfering Funds
Untuk mempercepat perpindahan dana antarbank dengan :
1.      Wire transfer.
2.      Depository transfer cek.
3.      Elektronik transfer cek (EFC)
Pembayaran transaksi melalui cek atau bank seringkali saldo kas yang tampak dalam pembukuan perusahaan dan pembukuan bank tidak sama, hal ini disebabkan :
1.      Mail float, yaitu tenggang waktu antara konsumen mengirimkan cek melalui mail box sampai dengan perusahaan menerima cek dan mulai memproses cek tersebut.
2.      Processing float, yaitu jangka waktu yang diperlukan untuk memproses cek tersebut dari perusahaan ke bank.
3.      Transit float, yaitu waktu yang diperlukan untuk melakukan transfer atau clearing melalui sistem perbankan hingga perusahaan menerima pembayaran.
Untuk mempercepat transfer dana tersedia SWIFT (Society Worldwide Funds Transfer) dan CHIPS (Clearing House Interbank Payment System).

Sistem pembayaran melalui transfer dan tiga jenis float


 



























2.      Concentration Banking
Pusat pengumpulan dana dimaksudkan untuk memperpendek periode (interval waktu) antara pembayaran oleh pelanggan dengan saat perusahaan menggunakan dana itu. Cek dikeluarkan dan di depositokan pada daerah yang sama, akan mengurangi waktu untuk cliring, dan float  akan turun. Pendirian pusat-pusat pengumpulan harus mempertimbangkan tambahan biaya dan tambahan penghematan yang diperoleh.
Sistem pengumpulan desentralisasi :

Pelanggan         Surat         Kotak Surat        Pusat Pengumpulan        Pusat Bank

3.      Lock Box System
Tujuan lox-box system untuk menghilangkan tenggang waktu antara penerimaan pembayaran oleh perusahaan dan pendepositoan ke bank. Kelebihannya yaitu cek yang telah diterima akan didepositokan secepat  mungkin dan segera dimasukkan dalam rekening perusahaan. Kelemahannya yaitu adanya tambahan biaya unuk melakukan pengecekkan di bank. Untuk mendukung system ini banyak bank menggunakan Electronic Transfer Mechine (ETM), sehingga interval waktu saat penulisan cek dengan saat penggunaan dana oleh perusahaan dapat diperkecil.
Monitoring atas aliran kas dengan system ini akan memerlukan : (1) manajer kas harus secara periodik memeriksa laporan transfer, (2) manajer kas harus memperhatikan laporan bank untuk menghindari distorsi/penyimpangan, (3) system komunikasi yang cepat harus dikembangkan untuk memonitor ketersediaan dana, (4) suatu proses pembukuan tidak boleh terganggu dengan penyebaran kas yang cepat.
Jika biaya yang harus dikeluarkan lebih kecil daripada pendapatan marginalnya maka sebaiknya perusahaan menggunakan lock-box system, dan jika sebaliknya maka gunakan sistem pengumpulan desentralisasi.

Langganan         Kotak Pos         Regional lock-box bank          Pusat Bank

4.      Electronic Funds Transfer (EFT)
EFT adalah suatu system yang menggunakan jaringan kerja antarbank dengan bantuan computer untuk mengurangi jam kerja dan interval saat penulisan cek dan pengguna dana. EFT dan kartu kredit (credit card) memungkinkan seseorang untuk memeperoleh uang tunai, memindahkan dana dari satu rekening ke rekening lain, membayar transaksi, dll selama 24 jam. EFT memungkinkan membayar gaji dengan cepat, yang langsung memasukkan ke dalam rekening karyawan bank. Bagi perusahaan, EFT mengurangi waktu pengumpulan dana dan meningkatkan efisien manajemen kas, serta mengurangi biaya pelayanan.

F.     Menentukan Kas yang Optimal
Kas yang optimal tergantung atas trade-off antara tingkat bunga dengan biaya transaksi. Apabila diperkirakan perusahaan kelebihan kas, maka akan segera diinvestasikan dalam bentuk surat berharga sepanjang tidak mempersulit perusahaan untuk melakukan pembayaran. Jika tidak ada biaya transaksi dan surat berharga dapat diubah menjadi kas seketika, maka perusahaan sebenarnya tidak memerlukan kas.

G.    Model-model Manajemen Kas
1.      Model Persediaan
Baumol (1952) mengidentifikasikan bahwa kebutuhan akan kas dalam suatu perusahaan mirip dengan pemakaian persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo kas yang tinggi, perusahaan akan mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi lain yang lebih menguntungkan. Apabila saldo kas terlalu rendah, kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan likuiditas akan semakin besar.
Manajemen kas pada prinsipnya sama dengan manajemen persediaan. Basic stock diperlukan untuk menjaga keseimbangan arus kas masuk dan arus kas keluar. Safety stock dimaksudkan untuk menghadapi kebutuhan yang tidak terduga. Anticipation stock diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan masa dating. Untuk menetukan kas yang optimal adalah dengan metode economical order quantity (EOQ). EOQ adalah pengadaan paling optimal secara periodic dengan biaya yang paling rendah. Asumsi dalam model ini adalah bahwa perusahaan memiliki permintaan kas yang relatif konstan setiap periode.

Model EOQ :  b (T/Q) + i(c/2)

b = biaya tetap transaksi
T = total permintaan kas
i = tingkat bunga
T/C = banyaknya transaksi
C/2 = rata-rata kas

Semakin besar C, maka akan rata-rata kas juga besar, berarti investasi surat berharga menjadi kecil yang akhirnya pendapatan dari surat berharga menjadi semakin kecil.

C =
Contoh : Kebutuhan kas selama satu periode Rp 8.000.000,00. Biaya tetap setiap transaksi Rp 400,00 dan tingkat bungan yang berlaku 15%. Berapa besar kas optimal?
Jawab :
C =  = 206.556
Maka dengan demikian transaksi optimal Rp 206.556,00.
Rata-rata kas =  = = 103.278
Frekuensi transaksi =  = 38 kali


2.      Model Stokhastik
Model Miller-Orr cocok untuk kondisi dimana pengeluaran kas berfluktuasi dari waktu ke waktu secara random. Pada dasarnya menentukan batas atas dan batas bawah fluktuasi kas. Apabila jumlah kas menapai batas atas, maka perusahaan membeli surat berharga untuk menurunkan kas. Apabila mencapai batas bawah maka perusahaan menjual surat berharga untuk menambah kas. Asumsi bahwa biaya tetap diketahui dan biaya tetap untuk menjual surat berharga adalah sama dengan biaya tetap untuk membeli.

z =

b = biaya tetap untuk transaksi surat berharga
 = variance kas masuk bersih setiap hari

Contoh : Biaya tetap setiap transaksi b sebesar Rp 500,00.  sebesar Rp 1.000,00 dan bunga i sebesar 18% (1 tahun = 360 hari). Berapa nilai z?
Jawab :
z =  = 908,56


































Daftar Pustaka

Sartono, R.A.1994.Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi.BPFE-Yogyakarta:Yogyakarta

Sartono, R.A.1997.Ringkasan Teori Manajemen Keuangan Soal dan Penyelesaiannya.BPFE-Yogyakarat:Yogyakarta

Pudjiastuti, E., dan Husnan,S.1994.Dasar-dasar Manajemen Keuangan.UPP-AMP YKPN:Yogyakarta





















MANAJEMEN KAS















 












                                                                                    







Dosen :
Nugraheni Rintasari, SE, MSc.

Kelompok 4 :
1.    Yuningsih               (11012014)
2.     

Universitas Ahmad Dahlan

Tidak ada komentar: