Manajemen Kas
Kas adalah
seluruh uang tunai yang ada di tangan (cash on hand) dan dana yang disimpan di
bank dalam berbagai bentuk deposito atau rekening koran. Masalah utama bagi
manajemen kas adalah menyediakan kas yang memadai, tidak terlalu banyak tetapi
tidak terlalu sedikit.
A. Motif Memiliki Kas
Tiga motif
mempertahankan kas menurut John Maynard Keynes :
1.
Motif transaksi (Transaction Motive) yaitu agar supaya perusahaan dapat menjalankan
kegiatan utamanya seperti pengadaan kebutuhan proses produksi dan kegiatan
pemasaran.
2.
Motif berjaga-jaga (Speculative Motive) yaitu
kebutuhan untuk mengatasi fluktuasi keperluan dana yang diluar dugaan. Motif
ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu (1) tingkat ketepatan dalam meramalkan
aliran kas masuk dank as keluar, (2) kemampuan perusahaan untuk meminjam dalam
jangka pendek.
3.
Motif spekulasi (Precautionary Motive) yaitu
kebutuhan dana untuk memperoleh profit yang lebih besar dengan menginvestasikan
kas atau membeli surat berharga.
B. Risiko dan Tingkat Keuntungan
Keuntungan
memiliki kas cukup :
1.
Memperoleh bunga dari investasi pada surat
berharga.
2.
Menurunkan harga beli input / memberikan
kemungkinan potongan penjualan.
3.
Memperoleh kesempatan pembelian yang lebih baik.
4.
Memperoleh rangking yang lebih baik.
5.
Mempengaruhi current ratio dan acid test ratio.
Risiko
perusahaan dengan mempertahankan kas yang kecil yaitu terganggunya kegiatan
sehari-hari. Jika perusahaan mengalami kesulitan kas masuk maka pembayaran
utang jangka pendek akan terganggu. Karena itu diperlukan kas yang cukup dan
secara aktif perusahaan harus mempertahankan portofolio surat berharga untuk
menjaga likuiditas prusahaan.
Cara untuk
mempertahankan uang kas (cash on hand) lebih lama lagi yaitu dengan menggunakan
draft atau memanfaatkan float. Float memungkinkan perusahaan menuliskan cek
yang secara keseluruhan jumlahnya lebih besar dari saldo kas (giro) yang
dicatat oleh perusahaan. Misalnya : (1) kita mambayar dengan cek sebesar Rp 100
juta pada 13 Oktober 2012. Sebelum kita membayar dan menulis cek tersebut,
saldo rekening giro kita di bank misalnya Rp 300 juta. Dengan demikian setelah
pembayaran tersebut kita mencatat bahwa saldo kita tinggal Rp 200 juta. Tetapi
bank kita belum mengurangkan jumlah tersebut sampai cek tersebut dikliringkan.
Dengan demikian bank masih mencatat saldo kita Rp 300 juta. Selisihnya ini
disebut float. (2) kita menerima pembayaran dalam bentuk cek sebesar Rp 50
juta. Kita setorkan ke bank, dan kita catat saldo giro di bank tersebut
bertambah Rp 50 juta. Meskipun demikian bank baru menambah saldo kita kalau cek
tersebut telah dikliringkan (karena cek tersebut bukan tempat kita menjadi
nasabah). Kalau digabungkan dengan contoh 1, maka kita mempunyai float positif
Rp 100 juta dan float negative Rp 50 juta. Dengan demikian net float kita
menjadi Rp 50 juta.
C. Anggaran (Budget) Kas
Anggaran kas
atau taksiran kas adalah laporan arus masuk & arus keluar kas yang direncanakan
perusahaan. Anggaran kas dirancang meliputi periode 1 tahun, dibagi ke dalam
interval waktu yang lebih kecil (biasanya berbasis bulanan). Tujuan anggaran
kas yaitu :
1.
Pengendalian kas perusahaan.
2.
Menentukan posisi kas.
3.
Memperkirakan terjadinya deficit/surplus.
4.
Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka
panjang dan jangka pendek.
5.
Dasar kebijakan pemberian kredit.
6.
Dasar otoritas dana anggaran yang disediakan.
7.
Dasar penilaian terhadap realisasi.
Langkah
menyusun anggaran kas :
1. Menyusun
anggaran penagihan piutang.
2.
Menyusun anggaran penerimaan kas.
3.
Menyusun anggaran pengeluaran kas
4.
Menyusun anggaran yang sifatnya
sementara.
5.
Memperkirakan pembayaran bunga.
6. Menyusun
anggaran kas akhir.
D.
Aliran
Kas Dalam Perusahaan
Kas selalu dibutuhkan
perusahaan
dalam menjalan kan usahanya (membiayai operasi,
invstasi baru). Pengeluaran
kas
bersifat kontinyu seperti: pembelian bahan, pembayaran gaji
dan
upah.
Pengeluaran kas
bersifat intermittent
misalnya: pembayaran bunga,
deviden, pajak penghasilan, dll.
Aliran
kas
masuk
juga ada yang bersifat konti nyu seperti: kas hasil penjualan tunai, penagi han piutang. Sedangkan yang
intermittent seperti:
tambahan
modal, penjualan surat berharga,
penerimaan
kredit Bank, dll.
Semakin
besar aliran kas setiap hari, semakin baik jika dibuat anggaran kas harian dan
sebaliknya. Sistem pembayaran transaksi juga bisa dilakukan mingguan atau
bulanan.
E. Manajemen Pengumpulan Dana
Ide mendasar
dari pengumpulan dana yaitu ;
1.
Mengurangi tenggang waktu antara saat penerimaan
pembayaran oleh pelanggan dan penerimaan cek oleh perusahaan.
2.
Mempercepat pengumpulan dan usaha memperlambat
pengeluaran.
3.
Waktu yang diperlukan di dalam perusahaan
sendiri untuk memproses pembayaran dan waktu yang diperlukan untuk
mengklasifikasi pembayaran.
Metode yang
dipergunakan untuk mempercepat pengumpulan dana yaitu :
1.
Mempercepat pengiriman pembayaran dari langganan
kepada perusahaan.
2.
Mengurangi waktu selama penerimaan pembayaran
dengan memperhatikan dana yang tidak dikumpulkan.
3.
Mempercepat perpindahan dana untuk pengeluaran
bank.
1. Transfering Funds
Untuk
mempercepat perpindahan dana antarbank dengan :
1.
Wire transfer.
2.
Depository transfer cek.
3.
Elektronik transfer cek (EFC)
Pembayaran
transaksi melalui cek atau bank seringkali saldo kas yang tampak dalam pembukuan
perusahaan dan pembukuan bank tidak sama, hal ini disebabkan :
1.
Mail float, yaitu tenggang waktu antara konsumen
mengirimkan cek melalui mail box sampai dengan perusahaan menerima cek dan
mulai memproses cek tersebut.
2.
Processing float, yaitu jangka waktu yang
diperlukan untuk memproses cek tersebut dari perusahaan ke bank.
3.
Transit float, yaitu waktu yang diperlukan untuk
melakukan transfer atau clearing melalui sistem perbankan hingga perusahaan
menerima pembayaran.
Untuk
mempercepat transfer dana tersedia SWIFT (Society Worldwide Funds Transfer) dan
CHIPS (Clearing House Interbank Payment System).
Sistem
pembayaran melalui transfer dan tiga jenis float
2. Concentration Banking
Pusat
pengumpulan dana dimaksudkan untuk memperpendek periode (interval waktu) antara
pembayaran oleh pelanggan dengan saat perusahaan menggunakan dana itu. Cek
dikeluarkan dan di depositokan pada daerah yang sama, akan mengurangi waktu
untuk cliring, dan float akan turun. Pendirian
pusat-pusat pengumpulan harus mempertimbangkan tambahan biaya dan tambahan
penghematan yang diperoleh.
Sistem pengumpulan desentralisasi
:
Pelanggan Surat Kotak
Surat Pusat Pengumpulan Pusat Bank
3. Lock Box System
Tujuan lox-box system untuk menghilangkan
tenggang waktu antara penerimaan pembayaran oleh perusahaan dan pendepositoan
ke bank. Kelebihannya yaitu cek yang telah diterima akan didepositokan
secepat mungkin dan segera dimasukkan
dalam rekening perusahaan. Kelemahannya yaitu adanya tambahan biaya unuk
melakukan pengecekkan di bank. Untuk mendukung system ini banyak bank
menggunakan Electronic Transfer Mechine (ETM), sehingga interval waktu saat
penulisan cek dengan saat penggunaan dana oleh perusahaan dapat diperkecil.
Monitoring atas
aliran kas dengan system ini akan memerlukan : (1) manajer kas harus secara
periodik memeriksa laporan transfer, (2) manajer kas harus memperhatikan
laporan bank untuk menghindari distorsi/penyimpangan, (3) system komunikasi
yang cepat harus dikembangkan untuk memonitor ketersediaan dana, (4) suatu
proses pembukuan tidak boleh terganggu dengan penyebaran kas yang cepat.
Jika biaya yang
harus dikeluarkan lebih kecil daripada pendapatan marginalnya maka sebaiknya
perusahaan menggunakan lock-box system, dan jika sebaliknya maka gunakan sistem
pengumpulan desentralisasi.
Langganan Kotak Pos Regional
lock-box bank Pusat Bank
4. Electronic Funds Transfer (EFT)
EFT adalah suatu
system yang menggunakan jaringan kerja antarbank dengan bantuan computer untuk
mengurangi jam kerja dan interval saat penulisan cek dan pengguna dana. EFT dan
kartu kredit (credit card) memungkinkan seseorang untuk memeperoleh uang tunai,
memindahkan dana dari satu rekening ke rekening lain, membayar transaksi, dll
selama 24 jam. EFT memungkinkan membayar gaji dengan cepat, yang langsung
memasukkan ke dalam rekening karyawan bank. Bagi perusahaan, EFT mengurangi
waktu pengumpulan dana dan meningkatkan efisien manajemen kas, serta mengurangi
biaya pelayanan.
F. Menentukan Kas yang Optimal
Kas yang optimal
tergantung atas trade-off antara tingkat bunga dengan biaya transaksi. Apabila
diperkirakan perusahaan kelebihan kas, maka akan segera diinvestasikan dalam
bentuk surat berharga sepanjang tidak mempersulit perusahaan untuk melakukan
pembayaran. Jika tidak ada biaya transaksi dan surat berharga dapat diubah
menjadi kas seketika, maka perusahaan sebenarnya tidak memerlukan kas.
G. Model-model Manajemen Kas
1.
Model
Persediaan
Baumol (1952)
mengidentifikasikan bahwa kebutuhan akan kas dalam suatu perusahaan mirip
dengan pemakaian persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo kas yang tinggi,
perusahaan akan mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan untuk
menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi lain yang lebih
menguntungkan. Apabila saldo kas terlalu rendah, kemungkinan perusahaan
mengalami kesulitan likuiditas akan semakin besar.
Manajemen kas
pada prinsipnya sama dengan manajemen persediaan. Basic stock diperlukan untuk
menjaga keseimbangan arus kas masuk dan arus kas keluar. Safety stock
dimaksudkan untuk menghadapi kebutuhan yang tidak terduga. Anticipation stock
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan masa dating. Untuk menetukan
kas yang optimal adalah dengan metode economical order quantity (EOQ). EOQ
adalah pengadaan paling optimal secara periodic dengan biaya yang paling rendah.
Asumsi dalam model ini adalah bahwa perusahaan memiliki permintaan kas yang
relatif konstan setiap periode.
Model EOQ : b (T/Q) +
i(c/2)
b = biaya tetap transaksi
T = total permintaan kas
i = tingkat bunga
T/C = banyaknya transaksi
C/2 = rata-rata kas
Semakin besar C,
maka akan rata-rata kas juga besar, berarti investasi surat berharga menjadi
kecil yang akhirnya pendapatan dari surat berharga menjadi semakin kecil.
C =
Contoh : Kebutuhan kas
selama satu periode Rp 8.000.000,00. Biaya tetap setiap transaksi Rp 400,00 dan
tingkat bungan yang berlaku 15%. Berapa besar kas optimal?
Jawab :
C = = 206.556
Maka dengan demikian
transaksi optimal Rp 206.556,00.
Rata-rata kas = = = 103.278
Frekuensi transaksi = = 38 kali
2.
Model
Stokhastik
Model
Miller-Orr cocok untuk kondisi dimana pengeluaran kas berfluktuasi dari waktu
ke waktu secara random. Pada dasarnya menentukan batas atas dan batas bawah
fluktuasi kas. Apabila jumlah kas menapai batas atas, maka perusahaan membeli
surat berharga untuk menurunkan kas. Apabila mencapai batas bawah maka
perusahaan menjual surat berharga untuk menambah kas. Asumsi bahwa biaya tetap
diketahui dan biaya tetap untuk menjual surat berharga adalah sama dengan biaya
tetap untuk membeli.
z =
b = biaya tetap untuk
transaksi surat berharga
= variance kas masuk bersih setiap hari
Contoh : Biaya tetap
setiap transaksi b sebesar Rp 500,00. sebesar Rp 1.000,00 dan bunga i sebesar 18% (1
tahun = 360 hari). Berapa nilai z?
Jawab :
z = = 908,56
Daftar Pustaka
Sartono, R.A.1994.Manajemen
Keuangan Teori dan Aplikasi.BPFE-Yogyakarta:Yogyakarta
Sartono, R.A.1997.Ringkasan Teori
Manajemen Keuangan Soal dan Penyelesaiannya.BPFE-Yogyakarat:Yogyakarta
Pudjiastuti, E., dan
Husnan,S.1994.Dasar-dasar Manajemen Keuangan.UPP-AMP YKPN:Yogyakarta
MANAJEMEN
KAS
Dosen :
Nugraheni Rintasari, SE, MSc.
Kelompok 4 :
1.
Yuningsih (11012014)
2.
Universitas Ahmad Dahlan
Manajemen Kas
Kas adalah
seluruh uang tunai yang ada di tangan (cash on hand) dan dana yang disimpan di
bank dalam berbagai bentuk deposito atau rekening koran. Masalah utama bagi
manajemen kas adalah menyediakan kas yang memadai, tidak terlalu banyak tetapi
tidak terlalu sedikit.
A. Motif Memiliki Kas
Tiga motif
mempertahankan kas menurut John Maynard Keynes :
1.
Motif transaksi (Transaction Motive) yaitu agar supaya perusahaan dapat menjalankan
kegiatan utamanya seperti pengadaan kebutuhan proses produksi dan kegiatan
pemasaran.
2.
Motif berjaga-jaga (Speculative Motive) yaitu
kebutuhan untuk mengatasi fluktuasi keperluan dana yang diluar dugaan. Motif
ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu (1) tingkat ketepatan dalam meramalkan
aliran kas masuk dank as keluar, (2) kemampuan perusahaan untuk meminjam dalam
jangka pendek.
3.
Motif spekulasi (Precautionary Motive) yaitu
kebutuhan dana untuk memperoleh profit yang lebih besar dengan menginvestasikan
kas atau membeli surat berharga.
B. Risiko dan Tingkat Keuntungan
Keuntungan
memiliki kas cukup :
1.
Memperoleh bunga dari investasi pada surat
berharga.
2.
Menurunkan harga beli input / memberikan
kemungkinan potongan penjualan.
3.
Memperoleh kesempatan pembelian yang lebih baik.
4.
Memperoleh rangking yang lebih baik.
5.
Mempengaruhi current ratio dan acid test ratio.
Risiko
perusahaan dengan mempertahankan kas yang kecil yaitu terganggunya kegiatan
sehari-hari. Jika perusahaan mengalami kesulitan kas masuk maka pembayaran
utang jangka pendek akan terganggu. Karena itu diperlukan kas yang cukup dan
secara aktif perusahaan harus mempertahankan portofolio surat berharga untuk
menjaga likuiditas prusahaan.
Cara untuk
mempertahankan uang kas (cash on hand) lebih lama lagi yaitu dengan menggunakan
draft atau memanfaatkan float. Float memungkinkan perusahaan menuliskan cek
yang secara keseluruhan jumlahnya lebih besar dari saldo kas (giro) yang
dicatat oleh perusahaan. Misalnya : (1) kita mambayar dengan cek sebesar Rp 100
juta pada 13 Oktober 2012. Sebelum kita membayar dan menulis cek tersebut,
saldo rekening giro kita di bank misalnya Rp 300 juta. Dengan demikian setelah
pembayaran tersebut kita mencatat bahwa saldo kita tinggal Rp 200 juta. Tetapi
bank kita belum mengurangkan jumlah tersebut sampai cek tersebut dikliringkan.
Dengan demikian bank masih mencatat saldo kita Rp 300 juta. Selisihnya ini
disebut float. (2) kita menerima pembayaran dalam bentuk cek sebesar Rp 50
juta. Kita setorkan ke bank, dan kita catat saldo giro di bank tersebut
bertambah Rp 50 juta. Meskipun demikian bank baru menambah saldo kita kalau cek
tersebut telah dikliringkan (karena cek tersebut bukan tempat kita menjadi
nasabah). Kalau digabungkan dengan contoh 1, maka kita mempunyai float positif
Rp 100 juta dan float negative Rp 50 juta. Dengan demikian net float kita
menjadi Rp 50 juta.
C. Anggaran (Budget) Kas
Anggaran kas
atau taksiran kas adalah laporan arus masuk & arus keluar kas yang direncanakan
perusahaan. Anggaran kas dirancang meliputi periode 1 tahun, dibagi ke dalam
interval waktu yang lebih kecil (biasanya berbasis bulanan). Tujuan anggaran
kas yaitu :
1.
Pengendalian kas perusahaan.
2.
Menentukan posisi kas.
3.
Memperkirakan terjadinya deficit/surplus.
4.
Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka
panjang dan jangka pendek.
5.
Dasar kebijakan pemberian kredit.
6.
Dasar otoritas dana anggaran yang disediakan.
7.
Dasar penilaian terhadap realisasi.
Langkah
menyusun anggaran kas :
1. Menyusun
anggaran penagihan piutang.
2.
Menyusun anggaran penerimaan kas.
3.
Menyusun anggaran pengeluaran kas
4.
Menyusun anggaran yang sifatnya
sementara.
5.
Memperkirakan pembayaran bunga.
6. Menyusun
anggaran kas akhir.
D.
Aliran
Kas Dalam Perusahaan
Kas selalu dibutuhkan
perusahaan
dalam menjalan kan usahanya (membiayai operasi,
invstasi baru). Pengeluaran
kas
bersifat kontinyu seperti: pembelian bahan, pembayaran gaji
dan
upah.
Pengeluaran kas
bersifat intermittent
misalnya: pembayaran bunga,
deviden, pajak penghasilan, dll.
Aliran
kas
masuk
juga ada yang bersifat konti nyu seperti: kas hasil penjualan tunai, penagi han piutang. Sedangkan yang
intermittent seperti:
tambahan
modal, penjualan surat berharga,
penerimaan
kredit Bank, dll.
Semakin
besar aliran kas setiap hari, semakin baik jika dibuat anggaran kas harian dan
sebaliknya. Sistem pembayaran transaksi juga bisa dilakukan mingguan atau
bulanan.
E. Manajemen Pengumpulan Dana
Ide mendasar
dari pengumpulan dana yaitu ;
1.
Mengurangi tenggang waktu antara saat penerimaan
pembayaran oleh pelanggan dan penerimaan cek oleh perusahaan.
2.
Mempercepat pengumpulan dan usaha memperlambat
pengeluaran.
3.
Waktu yang diperlukan di dalam perusahaan
sendiri untuk memproses pembayaran dan waktu yang diperlukan untuk
mengklasifikasi pembayaran.
Metode yang
dipergunakan untuk mempercepat pengumpulan dana yaitu :
1.
Mempercepat pengiriman pembayaran dari langganan
kepada perusahaan.
2.
Mengurangi waktu selama penerimaan pembayaran
dengan memperhatikan dana yang tidak dikumpulkan.
3.
Mempercepat perpindahan dana untuk pengeluaran
bank.
1. Transfering Funds
Untuk
mempercepat perpindahan dana antarbank dengan :
1.
Wire transfer.
2.
Depository transfer cek.
3.
Elektronik transfer cek (EFC)
Pembayaran
transaksi melalui cek atau bank seringkali saldo kas yang tampak dalam pembukuan
perusahaan dan pembukuan bank tidak sama, hal ini disebabkan :
1.
Mail float, yaitu tenggang waktu antara konsumen
mengirimkan cek melalui mail box sampai dengan perusahaan menerima cek dan
mulai memproses cek tersebut.
2.
Processing float, yaitu jangka waktu yang
diperlukan untuk memproses cek tersebut dari perusahaan ke bank.
3.
Transit float, yaitu waktu yang diperlukan untuk
melakukan transfer atau clearing melalui sistem perbankan hingga perusahaan
menerima pembayaran.
Untuk
mempercepat transfer dana tersedia SWIFT (Society Worldwide Funds Transfer) dan
CHIPS (Clearing House Interbank Payment System).
Sistem
pembayaran melalui transfer dan tiga jenis float
2. Concentration Banking
Pusat
pengumpulan dana dimaksudkan untuk memperpendek periode (interval waktu) antara
pembayaran oleh pelanggan dengan saat perusahaan menggunakan dana itu. Cek
dikeluarkan dan di depositokan pada daerah yang sama, akan mengurangi waktu
untuk cliring, dan float akan turun. Pendirian
pusat-pusat pengumpulan harus mempertimbangkan tambahan biaya dan tambahan
penghematan yang diperoleh.
Sistem pengumpulan desentralisasi
:
Pelanggan Surat Kotak
Surat Pusat Pengumpulan Pusat Bank
3. Lock Box System
Tujuan lox-box system untuk menghilangkan
tenggang waktu antara penerimaan pembayaran oleh perusahaan dan pendepositoan
ke bank. Kelebihannya yaitu cek yang telah diterima akan didepositokan
secepat mungkin dan segera dimasukkan
dalam rekening perusahaan. Kelemahannya yaitu adanya tambahan biaya unuk
melakukan pengecekkan di bank. Untuk mendukung system ini banyak bank
menggunakan Electronic Transfer Mechine (ETM), sehingga interval waktu saat
penulisan cek dengan saat penggunaan dana oleh perusahaan dapat diperkecil.
Monitoring atas
aliran kas dengan system ini akan memerlukan : (1) manajer kas harus secara
periodik memeriksa laporan transfer, (2) manajer kas harus memperhatikan
laporan bank untuk menghindari distorsi/penyimpangan, (3) system komunikasi
yang cepat harus dikembangkan untuk memonitor ketersediaan dana, (4) suatu
proses pembukuan tidak boleh terganggu dengan penyebaran kas yang cepat.
Jika biaya yang
harus dikeluarkan lebih kecil daripada pendapatan marginalnya maka sebaiknya
perusahaan menggunakan lock-box system, dan jika sebaliknya maka gunakan sistem
pengumpulan desentralisasi.
Langganan Kotak Pos Regional
lock-box bank Pusat Bank
4. Electronic Funds Transfer (EFT)
EFT adalah suatu
system yang menggunakan jaringan kerja antarbank dengan bantuan computer untuk
mengurangi jam kerja dan interval saat penulisan cek dan pengguna dana. EFT dan
kartu kredit (credit card) memungkinkan seseorang untuk memeperoleh uang tunai,
memindahkan dana dari satu rekening ke rekening lain, membayar transaksi, dll
selama 24 jam. EFT memungkinkan membayar gaji dengan cepat, yang langsung
memasukkan ke dalam rekening karyawan bank. Bagi perusahaan, EFT mengurangi
waktu pengumpulan dana dan meningkatkan efisien manajemen kas, serta mengurangi
biaya pelayanan.
F. Menentukan Kas yang Optimal
Kas yang optimal
tergantung atas trade-off antara tingkat bunga dengan biaya transaksi. Apabila
diperkirakan perusahaan kelebihan kas, maka akan segera diinvestasikan dalam
bentuk surat berharga sepanjang tidak mempersulit perusahaan untuk melakukan
pembayaran. Jika tidak ada biaya transaksi dan surat berharga dapat diubah
menjadi kas seketika, maka perusahaan sebenarnya tidak memerlukan kas.
G. Model-model Manajemen Kas
1.
Model
Persediaan
Baumol (1952)
mengidentifikasikan bahwa kebutuhan akan kas dalam suatu perusahaan mirip
dengan pemakaian persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo kas yang tinggi,
perusahaan akan mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan untuk
menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi lain yang lebih
menguntungkan. Apabila saldo kas terlalu rendah, kemungkinan perusahaan
mengalami kesulitan likuiditas akan semakin besar.
Manajemen kas
pada prinsipnya sama dengan manajemen persediaan. Basic stock diperlukan untuk
menjaga keseimbangan arus kas masuk dan arus kas keluar. Safety stock
dimaksudkan untuk menghadapi kebutuhan yang tidak terduga. Anticipation stock
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan masa dating. Untuk menetukan
kas yang optimal adalah dengan metode economical order quantity (EOQ). EOQ
adalah pengadaan paling optimal secara periodic dengan biaya yang paling rendah.
Asumsi dalam model ini adalah bahwa perusahaan memiliki permintaan kas yang
relatif konstan setiap periode.
Model EOQ : b (T/Q) +
i(c/2)
b = biaya tetap transaksi
T = total permintaan kas
i = tingkat bunga
T/C = banyaknya transaksi
C/2 = rata-rata kas
Semakin besar C,
maka akan rata-rata kas juga besar, berarti investasi surat berharga menjadi
kecil yang akhirnya pendapatan dari surat berharga menjadi semakin kecil.
C =
Contoh : Kebutuhan kas
selama satu periode Rp 8.000.000,00. Biaya tetap setiap transaksi Rp 400,00 dan
tingkat bungan yang berlaku 15%. Berapa besar kas optimal?
Jawab :
C = = 206.556
Maka dengan demikian
transaksi optimal Rp 206.556,00.
Rata-rata kas = = = 103.278
Frekuensi transaksi = = 38 kali
2.
Model
Stokhastik
Model
Miller-Orr cocok untuk kondisi dimana pengeluaran kas berfluktuasi dari waktu
ke waktu secara random. Pada dasarnya menentukan batas atas dan batas bawah
fluktuasi kas. Apabila jumlah kas menapai batas atas, maka perusahaan membeli
surat berharga untuk menurunkan kas. Apabila mencapai batas bawah maka
perusahaan menjual surat berharga untuk menambah kas. Asumsi bahwa biaya tetap
diketahui dan biaya tetap untuk menjual surat berharga adalah sama dengan biaya
tetap untuk membeli.
z =
b = biaya tetap untuk
transaksi surat berharga
= variance kas masuk bersih setiap hari
Contoh : Biaya tetap
setiap transaksi b sebesar Rp 500,00. sebesar Rp 1.000,00 dan bunga i sebesar 18% (1
tahun = 360 hari). Berapa nilai z?
Jawab :
z = = 908,56
Daftar Pustaka
Sartono, R.A.1994.Manajemen
Keuangan Teori dan Aplikasi.BPFE-Yogyakarta:Yogyakarta
Sartono, R.A.1997.Ringkasan Teori
Manajemen Keuangan Soal dan Penyelesaiannya.BPFE-Yogyakarat:Yogyakarta
Pudjiastuti, E., dan
Husnan,S.1994.Dasar-dasar Manajemen Keuangan.UPP-AMP YKPN:Yogyakarta
MANAJEMEN
KAS
Dosen :
Nugraheni Rintasari, SE, MSc.
Kelompok 4 :
1.
Yuningsih (11012014)
2.
Universitas Ahmad Dahlan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar