KONSEPSI WAHYU
A. Pendahuluan
Perkembangan ilmiah telah maju
dengan pesat, dan cahayanya pun telah menyapa segala keraguan yang selama ini
menyapa dalam diri manusia mengenai roh yang ada dibalik tubuh, roh yang
merupakan rahasia hidupnya.apabila tubuh ini kehabisan tenaga dan
jaringan-jaringan mengalami kerusakan jika tidak mendapatkan makanan,demikian
juga roh. Roh juga memerlukan makanan yang dapat memberikan tenaga rohani agar
dapat memelihara sendi-sendi dan ketentuan-ketrntuan lainnya.
Bagi Allah
bukan hal yang jauh dalam memilih dari antara hamba-Nya yang jiwa dasarnya
begitu jernis dan kodrat yang lebih bersih yang siap menerima sinar ilham
danwahyu dari langit serta hubungan dengn makluk yang lebih tinggi; agar diberi
risalah ilahiyang dapat memenuhi keperluan mausia. Manusia kini menyaksikan
adanya hipnotisme yang memjelaskan bahwa hubungan jiwa manusia dengan kekuatan yang lebih tinggi itu menimbulkan
pengaruk orang kepada pemahamam tentang gejala wahyu.
Orang yang
sezaman dengan wahyu itu menyaksikan wahyu dan menukilnya secara mutawir dengan
segala persyaratannya yang meyakinkan kepaada generasi-generasi sesudahnya.
Manusia akan menjadi mulia selama tetap berpegang teguh pasda keyakinan itu, dan akan hancur serta
hina bila mengabaikannya.
Rasul kita
Muhammad s.a.w. bukan Rasul pertama yang diberi wahyu. Allah telah memberikan juga wahyu kepada rasul-rasul
sebelum itu. Dengan demikian, maka wahyu yang diturunkan kepada Muhammad s.a.w.
itu bukan hal yang menimbulkan rasa heran.
B. Pengertian Wahyu
•
Menurut etimologi (bahasa)
Wahyu atau al-wahyu merupakan kata masdar (infinitif) yang artinya
tersembunyi dan cepat. Maka dapat dikatakan bahwa wahyu adalah pemberitahuan
secara tersembunyi dan cepat yang khusus ditunjukkan kepada orang yang
diberitahu tanpa diketahui oleh orang lain.
•
Menurut istilah
Wahyu adalah perintah atau
pengetahuan dari Allah SWT kepada para Nabi dan rasul-Nya tentang syari’at atau
kitab yang hendak disampaikan kepada mereka, baik melalui perantara maupun
tidak.
C. Nama Lain dari Wahyu
•
Ilham sebagai bawaan dasar manusia
Seperti wahyu terhadap ibu Nabi Musa
“Dan Kami Ilhamkan kepada ibu Musa: “Susuilah dia....” (Al Qasas : 7)
•
Ilham yang berupa naluri pada
binatang
Seperti wahyu kepada lebah “ Dan
Tuhanmu telah mewahyuka kepada lebah: ‘Buatlah sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di rumah-rumah yang didirikan manusia’.” (an-Nahl :16)
•
Isyarat yang cepat melalui rumus dan
kode
Seperti isyarat Zakaria yang
diceritakan Qur’an “Maka keluarkanlah dia dari mihrab, lalu memberi isyarat
kepada mereka: ‘Hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang.’”(Maryam
:19)
•
Bisikkan dan tipu daya setan untuk
menjadikan yang buruk kelihatan indah dalam diri manusia “Sesungguhnya
syaitan-syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah
kamu.’”(al-An’am :121)
•
Apa yang disampaikan Allah kepada
para malaikatnya berupa suatu perintah untuk dikerjakan “Ingatlah ketika
Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat:’Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka
teguhkanlah pendirian orang-orang beriman.’”
D. Cara
Wahyu Diturunkan
1. Tanpa
melalui perantara :
•
Melalui mimpi
Allah SWT terkadang menurunkan
wahyu-Nya melalui mimpi. Sebagai contoh yaitu wahyu yang diturunkan kepada Nabi
Ibrahim as agar menyembelih anaknya(as-Saffat : 101-102)
•
Kalam ilahi dari balik tabir
Hal ini terjadi pada nabi Musa as
“Dan tatkala Musa datang untuk munajat Kami di waktu yang telah Kami tentukan
dan Tuhan telah berfirman langsung kepadanya, Musa berkata:
“Wahai Tuhan, tampakkanlah diri-Mu
kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” Kalam ilahi dari balik tabir juga
terjadi dengan nabi Muhammad saw yaitu saat Isra Mi’raj.
2. Melalui malaikat Jibril
Ada dua cara penyampaian wahyu oleh
malaikat kepada Rasul:
•
Datang dengan dencingan lonceng dan
suara yang amat kuat yang dapat mempengaruhi kesadaran, sehingga harus
mengumpulkan segala kekuatan kesadaraan untuk menerima, menghafal dan
memahaminya.
•
Malaikat menjelma sebagai laki-laki
dalam wujud manusia.
Cara ini lebih ringan daripada cara
sebelumnya karena merasa seperti berhadapan langsung dengan saudaranya sendiri.
E. Fungsi Wahyu
•
Untuk memberikan petunjuk berkaitan
dengansesuatu yang ghaib diluar jangkauan akal manusia
•
Untuk memberikan gambaran kehidupan
setelah kematian
•
Untuk mengatur kehidupan sosial
ditengah-tengah manusia
F.
Hikmah Wahyu
·
Keyakinan taerhadap sesuatu
diperkukan akal dan iman yang bersumber dari wahyu,
· Sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial maka untuk
mengatur dibutuhkan wahyu.
G.
Referensi
1.
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an;
2.
Nuansaislam.com;
3.
http://blog.uad.ac.id./syam/files/2009/11/RANGKUMAN-STUDI-ISLAM-I.doc.
NAMA KELOMPOK :
1.
APRAMA
(11012006)
2.
AANG
PRASETIYO (11012010)
3.
HENDRAWAN
SETYOKO (11012018)
4.
ANTONISIUS
HANDOKO (11012022)
5.
AHMAD
DARSUKI (11012020)
6. FERI NURROHMAN (11012048)
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar