Halaman

Sabtu, 12 Mei 2012

macam-macam hadis-tugas study islam



PENGENALAN HADITS
(PENGERTIAN, MACAM-MACAM HADITS SERTA PERBEDAAN HADITS NABAWI DAN HADITS QUDSI)



Disusun Oleh :
v Felia Nawang Wulan           (11012003)
v Fitri Wulandari                 (11012007)
v Dita Pramudiaty                        (11012009)
v Yuliyanti                           (11012012)
v Yuningsih                          (11012014)
v Indah Purwaningsih            (11012039)

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2011 / 2012


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirah Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta innayahNya kepada kami sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan tugas studyislam ini tanpa halangan suatu apapun.
Kami berharap tugas yang kami susun ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan ilmu yang bermanfaat bagi kami, dan teman-teman. dan kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua yang telah mendukung , mengarahkan, dan mendo’akan kami sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa tugas yang kami susun ini kurang sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Anda dapat memahami dan mengerti isi makalah  ini. Selamat membaca dan semoga makalah ini bermanfaat.


                                                        Penyusun










BAB 1
PENDAHULAN
I.           LATAR BELAKANG
Hadits adalah segala sesuatu yang berupa berita yang dikatakan Nabi baik berwujud ucapan, tindakan, pembiaran (taqrir), keadaan, kebiasaan, dan lain-lain.
Karena hadits itu berasal dari Nabi dan setiap orang islam harus mengikuti  jejaknya maka hadits merupakan sumber ajaran islam di samping Al-qur’an.
Macam-macam hadits antara lain : Hadits Qauliyah, hadits Fi’liyah, hadits Taqririyah, hadits hamiyyah. Dari keempat macam hadits tersebut merupakan perkataan, perbuatan, ketetapan, dan keinginan Nabi Muhammad SAW.
Walaupun Al-qur’an dan hadits merupakan sumber ajaran islam tetapi keduanya mempunyai perbedaan. Dari keseluruhan bahasan di atas akan kami bahas dalam makalah ini.
                                                                 
II.TUJUAN
     Setelah mempelajari materi tersebut diharapkan mahasiswa dapat :
a.   Mampu mengenal dan mengerti hadits secara detail
b.   Dapat mengetahui macam-macam hadits
c.   Dapat membedakan hadits Qudsi dan hadits Nabawi
BAB 2
PEMBAHASAN
A.   Pengertian hadits
Menurut bahasa hadits adalah al jadid (baru),al khabar (berita),pesan keagamaan,pembicaraan.
Menurut istilah hadits adalah segala sesuatu yang berupa berita yang di katakan nabi baik berwujud ucapan,tindakan,pembiaran,kebiasaan,keadaan dan lain lain.
B.Istilah lain hadits                            
1.Hadits yaitu wahyu yang diturunkan hanya kepada nabi
2.Sunnah yaitu tradisi atau perbuatan yang di lakukan oleh nabi baik perkataan dan perbuatan.
3.Khabar yaitu segala berita yang disampaikan baik dari nabi ataupun perkataan dari orang ke orang.
4.Atsar yaitu segala berita dan perilaku sahabat nabi      
C.Macam-macam hadits
a.Hadits qauliyah(perkataan)
yaitu perkataan yang pernah nabi muhammad SAW ucapkan  dalam berbagai bidang syari’at aqidah akhlaq pendidikan dan sebagainya. Contohnya Hukum yang terkandung dalam sabda Nabi Muhammad yaitu kewajiban niat dalam segala amal perbuatan untuk mendapatkan pengakuan sah dari syara'.
b.Hadits fi’liayah (perbuatan)
yaitu merupakan penjelasan praktis dari peraturan peraturan yang belum jelas cara pelaksanaannya.Misalnya cara cara bersalat dan cara menghadap kiblat dalam salat sunah di atas kendaraan yang sedang berjalan telahdipraktikkan oleh Nabi dengan perbuatannya di hadapan para sahabat.
c.Hadits taqririyah
yaitu keadaan nabi mendiamkan sanggahan atau menyetujui apa yang telah di lakukan atau dikatakan oleh para sahabat di hadapan beliau. Contohnya Hukum yang terkandung dalam sabda Nabi Muhammadyaitu kewajiban niat dalam segala amal perbuatan untuk mendapatkan pengakuan sah dari syara'.Contohnya diamnya Nabi terhadap perempuan yg keluar rumah berjalan di jalanan pergi ke masjid dan mendengarkan ceramah-ceramah yang memang diundang untuk kepentingan suatu pertemuan.
d.  Hadits hamiyyah
yaitu keinginan nabi Muhammad SAW, contohnya untuk menjalankan puasa 9 Asyuro.
Dilihat dari konsekuensi hukumnya hadits dibedakan menjadi :
1) Hadits Maqbul (diterima)
2) Hadits Mardud (ditolak)
1. Hadits Maqbul
Hadits Maqbul dibedakan menjadi :
a.    Hadist Sohih
b.    Hadist Hasan


a.  Hadits Sohih
Yaitu Hadits yang memenuhi 5 syarat berikut ini :
1. Sanadnya bersambung (telah mendengar/bertemu antara para perawi).
2. Melalui penukilan dari perawi-perawi yang adil.
Perawi yang adil adalah perawi yang muslim, baligh (dapat memahami perkataan dan menjawab pertanyaan), berakal, terhindar dari sebab-sebab kefasikan dan rusaknya kehormatan (contoh-contoh kefasikan dan rusaknya kehormatan adalah seperti melakukan kemaksiatan dan bid’ah, termasuk diantaranya merokok, mencukur jenggot, dan bermain musik).
3. Tsiqoh (yaitu hapalannya kuat).
4. Tidak ada syadz
syadz adalah seorang perawi yang tsiqoh menyelisihi perawi yang lebih tsiqoh darinya.
5. Tidak ada illat atau kecacatan dalam Hadits
    Hukum Hadits sohih : dapat diamalkan dan dijadikan hujjah.

b. Hadits Hasan
Yaitu Hadits yang apabila perawi-perawinya yang hanya sampai pada tingkatan soduq (tingkatannya berada dibawah tsiqoh).
Syarat Hadits Hasan :
1.    Sanadnya bersambung
2.   Diriwayatkan oleh rawi yang adil
3.   Diriwayatkan oleh rawi yang hafal
4.   Tidak bertentangan dengan hadits dan rawi yang tingkat dipercayanya lebih tinggi atau Al-qur’an
5.   Tidak terdapat cacat.
Hukum Hadits Hasan : dapat diamalkan dan dijadikan hujjah.

2. Hadits Mardud
Secara bahasa Mardud artinya ialah yang ditolak, yang tidak diterima. Secara istilah hadits Mardud ialah hadits yang tidak menunjuki keterangan yang kuat akan adanya dan tidak adanya. Hadits Mardud merupakan semua hadits yang telah dihukumi dho’if. Sedangkan dho’if sendiri adalah hadits yang tidak memenuhi syarat shohih dan hasan.

Perbedaan Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi
v Hadits Qudsi
1.    Lafaz dari Rasulullah SAW, namun Maknanya berasal dari AllahSWT.
2.   Wahyu Allah SWT yang diungkapkan kembali oleh Rasulullah SAW.
v Hadits Nabawi
1.    Lafaz dan makna berasal dari Rasulullah SAW.
2.   Merupakan perkataan, perbuatan dan pengakuan Rasulullah SAW.



                                


BAB 3
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Ø Hadits adalah segala sesuatu yang berupa berita yang dikatakan Nabi baik berwujud ucapan, tindakan, pembiaran (taqrir), keadaan dan lain-lain.
Ø Hadits terbagi atas Hadits Qauliyah, Hadits Fi’liyah, Hadits Taqririyah, dan Hadits Hamiyyah. Istilah lain hadits yaitu Hadits, Sunah, Khabar, dan Aatsar.
Ø Hadits menempati posisi yang sentral  dalam khazanah hukum Islam. Hadits secara hirarkis menempati posisi kedua setelah Alqur'an sebagai sumber hukum Islam.
Sedangkan secara fungsional hadits berfungsi menjelaskan, menguatkan dan menetapkan hukum yang tidak terdapat dalam Alqur'an. 
Ø  Hadits ditinjau dari segi periwayatannya berbeda dengan Alqur'an. Alqur'an itu bersifat  tawatur sedangkan periwayatan hadits Kebanyakan bersifat  ahad.

Ø Perbedaan Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi, yaitu :
1.    Hadits Qudsi lafaz berasal dari Rasulullah SAW dan maknanya berasal dari Allah SWT, sedangkan Hadits Nabawi lafaz dan maknanya berasal dari Rasulullah SAW.
2.   Hadits Qudsi adalah wahyu Allah SWT yang diungkapkan kembali oleh Rasulullah SWT, sedangkan Hadits Nabawi merupakan perkataan, perbuatan dan pengakuan Rasulullah SAW.
 



II.           SARAN
Dalam hal ini Al-Qur’an dan Hadits merupakan sumber ajaran islam, jadi selain mempelajari Al-Qur’an kita juga harus mengerti tentang hadits. Karena keduanya saling melengkapi dalam hal ajaran islam.













Daftar Pustaka
Zuhri,Muh. 1997. Hadis Nabi. Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya
Tajuddin,Muhammad. 1993. 254 Hadits Qudsi.Jakarta: PT Rineka Cipta

Tidak ada komentar: