TUGAS MAKALAH EKONOMI MAKRO
KEUANGAN NEGARA 1
“PENGELUARAN, PEMASUKAN, DAN SURPLUS/DEFISIT NEGARA
INDONESIA TAHUN 2005-2011”
Disusunoleh :
KELOMPOK 5
1. Yuningsih 11012014
2. Endang Lestari 11012055
3. Muh Syahru Ramadhan 11012076
4. Irfan Anggun Widiyono 11012080
5. Inggit
Adhi Kurniawan 11012164
AKUNTANSI
FAKULTASEKONOMI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2011/2012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.wr.wb.
Alhamdulilahi Rabbil’alamin, segala puji bagi
Allah SWT yang memberi rahmat, hidayah dan innayahNya kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan tugas makalah
ekonomi makro yang bejudul KEUANGAN
NEGARA 1 “PENGELUARAN, PEMASUKAN, DAN SURPLUS/DEFISIT NEGARA INDONESIA TAHUN
2005-2011” tanpa halangan suatu apapun.
Artikel ini disusun dengan sebaik-baiknya. Penulis
berharap tugas yang di susun
ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan ilmu yang bermanfaat bagi penulis dan teman-teman. Di ucapkan terima kasih kepada semua yang telah mendukung,
mengarahkan, dan mendo’akan penulis
sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah yang disusun ini kurang sempurna, oleh karena
itu diharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Anda dapat memahami
dan mengerti isi makalah ini. Selamat membaca dan semoga makalah ini
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat utama pemerintah untuk
mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk mengelola
perekonomian negara. Dalam suatu
negara selalu mengalami fluktuasi pada keuangan negara baik pengeluaran ataupun
penerimaan negara.Kita dapat menganalisis jumlah total pendapatan negara atau pengeluaran
negara, ataupun surplus/defisit suatu negara melalui data APBN negara.
Dengan bantuan data APBN negara, kita dapat
membandingkan antara pemasukan negara dengan pengeluaran negara, sehingga kita
dapat menentukan apakah negara mengalami surplus ataupun mengalami defisit.
Kita juga dapat membandingkan jumlah pendapatan melalui pajak dan bukan
nonpajak. Dapat dibandingkan antara pendapatan, pengeluaan, pembiayaan, dan
surplus/defisit negara Indonesia dari tahun ke tahun mulai dari tahun 2005
sampai 2011.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang,
permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Apa
yang dimaksud dengan keuangan negara?
2.
Apa
komponen pendapatan, pengeluaran, dan pembiayaan negara Indonesia? Bagaimana
hubungan antara pendapatan dan pengaluaran suatu negara?
3.
Bagaimana
keadaan keuangan negara Indonesia pada tahun-tahun tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam
rangka mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan
negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara professional,
terbuka, dan bertanggung jawab sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan
dalam UUD 1945. Perumusan keuangan negara menggunakan beberapa
pendekatan, yaitu:
1.
Dari sisi objek
Keuangan negara
meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan
kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun
barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengna pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.
2.
Dari sisi subjek
Keuangan negara
meliputi seluruh objek sebagaimana tersebut di atas yang dimiliki negara, dan
atau dikuasai oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan negara/daerah,
dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara.
3.
Dari sisi proses
Keuangan negara
mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan objek
sebagaimana tersebut diatas mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan
keputusan sampai dengan pertanggungjawaban.
4.
Dari sisi tujuan
keuangan negara
meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan
pemilikan dan atau penguasaan objek sebagaimana tersebut daitas dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan negara.
Pengertian
keuangan negara dalam perspektif Undang-undang No 17 tahun 2003 dituangkan
dalam Bab I Ketentuan Umum, pasal 1 angka (1) yaitu: ”Keuangan Negara adalah
semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala
sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara
berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut”.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa keuangan negara meliputi hal-hal sebagai berikut :
a.
hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan
dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman;
b. kewajiban
negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan
membayar tagihan pihak ketiga;
c. penerimaan
negara;
d. pengeluaran
negara;
e. penerimaan
daerah;
f. pengeluaran
daerah;
g. kekayaan
negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang,
surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan
uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan
negara;
h. kekayaan
pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaran tugas
pemerintahan dan atau kepentingan umum;
i.
kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan
menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.
Pengertian
keuangan negara dalam arti
sempit adalah semua aspek yang tercakup dalam APBN yang diajukan oleh
pemerintah kepada DPR setiap tahunnya. Dengan kata lain, APBN merupakan
deskripsi dari keuangan negara dalam arti sempit, sehingga pengawasan terhadap
APBN juga merupkan pengawasan terhadap keuangan negara. Keuangan negara dalam
arti luas meliputi keuangan negara yang berasal dari APBN, APBD, BUMN, BUMD,
dan pada hakikatnya seluruh harta kekayaan negara sebagai suatu sistem keuangan
Negara.
Pendapatan
Negara dan Hibah.
Penerimaan APBN diperoleh dari penerimaan pajak yang meliputi pajak penghasilan
(PPh), pajak pertambahan nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Cukai, dan Pajak lainnya, serta
Pajak Perdagangan (bea masuk dan pajak/pungutan ekspor) merupakan sumber
penerimaan utama dari APBN. Selain itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP)
meliputi penerimaan dari sumber daya alam, setoran laba BUMN, dan penerimaan
bukan pajak lainnya, walaupun memberikan kontribusi yang lebih kecil terhadap total
penerimaan anggaran, jumlahnya semakin meningkat secara signifikan tiap
tahunnya. Berbeda dengan sistem penganggaran sebelum tahun anggaran 2000,
pada sistem penganggaran saat ini sumber-sumber pembiayaan (pinjaman) tidak
lagi dianggap sebagai bagian dari penerimaan.
Belanja
Negara. Belanja negara
terdiri atas anggaran belanja pemerintah pusat, dana perimbangan, serta dana
otonomi khusus dan dana penyeimbang
Defisit
dan Surplus. Defisit atau
surplus merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Pengeluaran yang
melebihi penerimaan disebut defisit; sebaliknya, penerimaan yang melebihi
pengeluaran disebut surplus. Dalam tampilan APBN, dikenal dua istilah defisit
anggaran, yaitu: keseimbangan primer (primary balance) dan keseimbangan
umum (overall balance). Keseimbangan primer adalah total penerimaan
dikurangi belanja tidak termasuk pembayaran bunga. Keseimbangan umum adalah
total penerimaan dikurangi belanja termasuk pembayaran bunga.
Pembiayaan.
Pembiayaan diperlukan
untuk menutup defisit anggaran. Beberapa sumber pembiayaan yang penting saat
ini adalah: pembiayaan dalam negeri (perbankan dan non perbankan) serta
pembiayaan luar negeri (netto) yang merupakan selisih antara penarikan utang
luar negeri (bruto) dengan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri.
PENDAPATAN
NEGARA dan HIBAH
I.
Penerimaan
Dalam Negeri
1.
Penerimaan
Perpajakan
Pajak Dalam Negeri
i.
Pajak
Penghasilan
a.
Minyak
dan Gas
b.
Non
Minyak dan Gas
ii.
Pajak
Pertambahan Nilai
iii.
Pajak
Bumi dan Bangunan
iv.
Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
v.
Cukai
vi.
Pajak
Lainnya
2.
Pajak
Perdagangan Internasional
i.
Bea
Masuk
ii.
Pajak/Pungutan
Ekspor
3.
Penerimaan
Bukan Pajak
Penerimaan
Sumber Daya Alam
i.
Minyak
Bumi
ii.
Gas
Alam
iii.
Pertambangan
Umum
iv.
Kehutanan
v.
Perikanan
Bagian Laba BUMN
PNBP Lainnya
II.
Hibah
BELANJA
NEGARA
I.
Anggaran
Belanja Pemerintah Pusat
1.
Pengeluaran
Rutin
a.
Belanja
Pegawai
b.
Belanja
Barang
c.
Pembayaran
Bunga Hutang
i.
Hutang
Dalam Negeri
ii.
Hutang
Luar Negeri
d.
Subsidi
i.
Subsidi
BBM
ii.
Subsidi
Non BBM
e.
Pengeluaran
Rutin Lainnya
2.
Pengeluaran
Pembangunan
a.
Pembangunan
Rupiah
b.
Pembiayaan
Proyek
3.
Dana
Perimbangan
a.
Dana
Bagi Hasil
b.
Dana
Alokasi Umum
c.
Dana
Alokasi Khusus
4.
Dana
Otonomi Khusus dan Penyeimbang
KESEIMBANGAN
PRIMER
SURPLUS/DEFISIT
ANGGARAN (A-B)
PEMBIAYAAN
(E.I + E.II)
I.
Dalam
Negeri
1.
Perbankan
Dalam Negeri
2.
Non-perbankan
Dalam Negeri
Privatisasi
Penjualan
Aset program restrukturisasi perbankan
Obligasi
Negara (netto)
i.
Penerbitan
Obligasi Pemerintah
ii.
Pembayaran
Cicilan Pokok Hutang/Obligasi DN
II.
Luar
Negeri
1.
Pinjaman
Proyek
2.
Pembayaran
Cicilan Pokok Hutang LNPinjaman Program
dan Penundaan Cicilan Hutang
Berikut ini grafik ringkasan keuangan negara (APBN)
Indonesia pada tahun 2005-2011 :
Dari data
tersebut dapat di lihat bahwa keuangan negara Indonesia mengalami fluktuasai.
Pada tahun 2005-2008, pendapatan dan pengeluaran negara mengalami peningkatan. Akan
tetapi pada tahun 2009 mengalami penurunan, dan pada tahun 2010-2011 mengalami
peningkatan. Pendapatan dan pengeluaran negara tertinggi dari tahun 2005-2011
terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 1082630,1 milyar dan 1202046,2 milyar,
sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2005 dengan pendapatan sebesar
493919,4 milyar dan pengeluaran 509632,4 milyar. Pengeluaran suatu negara
tergantung pada pendapatan negara tersebut. Jika pendapatan naik, maka
pengeluaran suatu negara akan naik. Dan jika pendapatan menurun, maka
pengeluaran suatu negara akan turun.
Pembiayaan
negara dari tahun 2005-2011 hampir mengalami kenaikan setiap tahunnya, akan
tetapi pada tahun 2011 mengalami penurunan. Pembiayaan tertinggi terjadi pada
tahun 2011 yaitu sebesar 115676,6 milyar dan terendah terjadi pada tahun 2005
sebesar 11121,2 milyar. Anggaran negara Indonesia setiap tahunnya selalu
mengalami defisit. Defisit tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu 133747,7
milyar dan yang terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar 4121,3 milyar.
Dari data ringkasan keuangan negara Indonesia pada
tahun 2005-2011, setiap bagian memiliki komponen masing-masing. Berikut ini
adalah grafik komponen-komponen tiap bagian tersebut.
1.
Penerimaan
negara pada tahun 2005-2011
Penyumbang
pendapatan tertinggi negara Indonesia yaitu pendapatan dai pajak (taxes), kemudian dari pendapatan bukan
pajak (nontaxes).
2.
Pengeluaran
negara pada tahun 2005-2011
Negara Indonesia palinng tinggi mengeluarkan dana
untuk belanja pemerintah pusat. Pengeluaran untuk transfer ke daerah setiap
tahunnya mengalami kenaikan.
3.
Pembiayaan
negara pada tahun 2005-2011
Pembiayaan di dalam negeri Indonesia lebih tinggi
daripada pembiayaan ke luar negeri.
Data pendapatan, pengeluaran, surplus/defisit, dan
pembiayaan negara Indonesia pada tahun 2005-2011 terlampir.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Menurut
undang-undang No 17 tahun 2003, ”Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat
dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang
yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut”.
Keuangan negara dalam arti sempit adalah
semua aspek yang tercakup dalam APBN yang diajukan oleh pemerintah kepada DPR
setiap tahunnya.
Keuangan
negara dalam arti luas yang meliputi keuangan negara yang berasal dari APBN,
APBD, BUMN, BUMD, dan pada hakikatnya seluruh harta kekayaan negara sebagai
suatu sistem keuangan Negara.
2.
Komponen
pendapatan meliputi : pendapatan pajak, nonpajak dan dana hibah.
Komponen pengeluaran meliputi : belanja pemerintah
pusat, transfer ke daerah, dan suspen.
Komponen pembiayaan meliputi : pembiayaan dalam
negeri dan pembiayaan luar negeri/neto.
Jika suatu pendapatan negara mengalami
peningkatan, maka pengeluaran negara tersebut juga akan meningkat dan
sebaliknya.
3.
Keuangan
negara Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami fluktuasi. Pendapatan
dan pengeluaran negara tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar
1082630,1 milyar dan 1202046,2 milyar, sedangkan yang terendah terjadi pada
tahun 2005 dengan pendapatan sebesar 493919,4 milyar dan pengeluaran 509632,4
milyar. Pembiayaan tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 115676,6
milyar dan terendah terjadi pada tahun 2005 sebesar 11121,2 milyar.
Defisit
tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu 133747,7 milyar dan yang terendah
terjadi pada tahun 2008 sebesar 4121,3 milyar.
B.
SARAN
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam pembuatan artikel ini, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar artikel
selanjutnya dapat lebih baik lagi. Semoga artikel ini bermanfaat bagi penulis
dan para pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw, N.
Greogory. 2006. ”Principles of Economics”. Jakarta : Salemba Empat
TERLAMPIR
1. Pendapatan,
pengeluaran, pembiayaan, dan surplus/deficit anggaran Indonesia tahun 2005-2011
|
TAHUN
|
||||||||||||
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
||||||
Pendapatan Negara
|
493919,4
|
636153,1
|
706108,3
|
979305,4
|
847096,6
|
990502,3
|
1082630,1
|
||||||
Pengeluaran Negara
|
509632,4
|
667128,7
|
757649,9
|
985730,7
|
937382,1
|
1126146,5
|
1202046,2
|
||||||
Pembiayaan
|
11121,2
|
29415,6
|
42456,5
|
84071,7
|
112563,2
|
133747,7
|
115676,6
|
||||||
Surplus/Defisit Anggaran
|
-14408,2
|
-29141,5
|
-49843,8
|
-4121,3
|
-88618,8
|
-133747,7
|
-115676,6
|
||||||
- Penerimaan Negara tahun 2005-2011
|
TAHUN
|
||||||||||||
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
||||||
TAXES
|
347.031,10
|
409.203,00
|
490.988,60
|
658.700,80
|
619.922,20
|
743.325,90
|
839.540,30
|
||||||
NONTAXES
|
146.888,30
|
226.950,10
|
215.119,70
|
320.604,60
|
227.174,40
|
247.176,40
|
243.089,70
|
||||||
HIBAH
|
1.304,80
|
1.834,10
|
1.697,70
|
2.304,00
|
1.666,60
|
1.896,50
|
3.739,50
|
||||||
3. Pengeluaran
Negara tahun 2005-2011
|
TAHUN
|
|||||||||
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
|||
Belanja Pemerintah Pusat
|
361.155,20
|
440.032,00
|
504.623,30
|
693.355,90
|
628.812,40
|
781.533,50
|
823.627,00
|
|||
Transfer ke Daerah
|
150.463,90
|
226.179,90
|
253.263,20
|
292.433,50
|
308.585,20
|
344.612,90
|
378.419,20
|
|||
Suspen
|
-1.986,70
|
916,8
|
236,5
|
58,7
|
15,6
|
0
|
0
|
|||
4. Pembiayaan
Negara Indonesia tahun 2005-2011
|
TAHUN
|
||||||
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
Pembiayaan Dalam Negeri
|
21.393,20
|
55.982,10
|
69.032,30
|
102.477,60
|
128.133,00
|
133.903,20
|
118.672,60
|
Pembiayaan Luar Negeri
|
-10.272,00
|
-26.566,50
|
-26.575,80
|
18.405,90
|
15.549,80
|
155,5
|
2.995,90
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar